Senin, 15 November 2010

have you ever feel humiliated?


It happend more than 10 years ago.
Nggak ada maksud apa-apa, tapi mungkin untuk bahan renungan.
sometimes what we says and how we reacts of something that we believe which is different with what others believe its really matters.

aku lahir dari keluarga yang keberagamaannya gak terlalu jadi prioritas.Tapi untungnya, orangtua masih memilihkan sekolah yang berlabel agama.dalam hal ini mungkin pilihan orang tua karena sekolah dekat, murah, mungkin juga biar soal agama diajarkan oleh guru, karena orang tua tidak menguasai.untuk alasannya sih, aku nggak pernah konfirmasi.


Jaman dulu,nggak ada televisi swasta, adapun, kayaknya gak bisa dilihat dirumah.waktu sd, nggak ada hiburan selain bermain.Dan bermain, kalau ke sekolah.Saat duduk dikelas dua, denger dari teman main, mereka pergi mengaji, senang sekali, jadi pingin.Seingatku nggak pernah bilang orangtua. Tau-tau ikut aja ngaji temen mainku tadi. Tapi cuma sebentar, dia sudah pindah tempat lain.


Mengaji di tempat pertama, kurang menyenangkan. gurunya hanya satu, dan perasaanku waktu itu, dia pilih kasih.kerjaanku waktu ngaji hanya menulis satu huruf arab sebanyak satu halaman penuh, lalu dinilai.dan nilainya gak pernah bagus.jaman itu belum ada iqro, jadi cuma bisa baca perhuruf aja.bosan.awal mengaji baca doa sholat, juga pulang, tapi nggak paham sampai ahirnya tahu itu doa sholat waktu kelas empat, alias dua tahun kemudian.Thats it!.at that age , i already thought,is  this ngaji?, not fun at all!


ku lihat bu guru (ustadza) lebih memperhatikan murid yang lebih dewasa, kelas lima dan enam.ditambah sandalku suka ilang dimasjid waktu pulang.dan seingatku, nggak ada takmir yang bersiin tuh masjid.i mean nggak ada tukang bersihin masjid yang regular. karena masih awal dulu suka datang awal ke masjid buat menyapu.i dont know why i did that, jadi makin BT lah aku ngaji di situ.then i decide to moved after maybe a year.

lalu aku pindah ke temapt lain yang tempatnya bukan di masjid, tapi di panti asuhan anak yatim.beberapa waktu kemudian kutahu bahwa itu yayasan nahdatul ulama.Sedangkan tempat ngajiku dan sekolahku adalah muhammadiyah. big differences for elementary girl.rasanya aku pindah ahir kelas 3 atau awal kelas 4 sd.I enjoy ngaji and school just because i can escape and have fun with friends.pastinya, ada nggak enaknya juga. bertengkar, bt, blok-blokan.


Waktu itu model ngajinya sedikit beda. tetep satu guru. tapi nih perempuan sama guru perempuan, cowok sama cowok.Tetep ada ujiannya juga.Kalau tempat ngaji pertama , i was totally screwed, kali ini beda dikit.lebih bisalah.

as i recall, banyak temen yang pada sekolah di sekolah sd negri,sedangkan aku, sekolah islam.karena sama-sama,ngobrol, mereka pada tahu aku sekolah di sekolah islam.mereka tahu aku sekolah di Muhammadiyah, while i was ngaji di NU. until someday, i had 1 question that i dont have any answear till today. "who is your imam?". ya aku jawab," imam, aku kan gak sholat, mana ada imam?".Then she was explaining, in NU they follow imam syafii. Pemikir islam, madzabnya diikuti orang NU, nah apa yang lu ikutin? kira-kira begitu. "nggak ada", itu aja, i answear just because i never heard my teacher  at school told me.i was just blank. 


That time i was thought why i dont know, where am i?,while at the same time, i heard stories of my classmate, they was having fun. I heard there was a changes, they joint some competition.while me? it was like i was standing alone, i was different. 


Not only because of that question, but also other .ada ujian, nih ujian sholat juga.aku apal semua doa, kecuali qunut, males banget. and then i decide to baca "doanya muhammadiyah", tapi ahirnya at the end aku gak ikut ujian, karena ada temen bilang, lu sama nggak ikut ujian karena lu nggak baca "doa NU". i felt suck, that time, i thought, i was doing great on remembering but i just left doa qunut.Thats one reason aku benci ujian mengaji.


setelah ujian itulah ada perbedaan, sekarang mata pelajarannya diubah juga guru-gurunya.Ada mata pelajaran Tauhid, Akhlak, Fiqih, Quran,Tajwid, dan Bahasa arab.To be honest i really dont get it bahasa arab.it was just more than Hard for me.My favorite was Fiqih and second Tauhid.It was just alot discussion and stories followed.

Saat aku di SD juga diajari fiqih. Dibahas juga memegang ayat suci alquran saat datang bulan. Seingatku tujuannya adalah belajar.Sedangkan di tempat ngajiku, beragumen lain, tidak boleh, karena ayat suci, masuk masjidpun nggak bisa.namun ada satu guru yang kemudian beragumen sama seperti di sekolah, selama tujuannya belajar, that would be fine.


To be honest, i really feel upset.we dont know, and most of the time we lazy to find our own answear by reading so many books and doing research, we just wanna instant anwear and lesson, but the lesson itself keep changing and confusing, huftt.


utill oneday, guru pelajaran alquran, nggak masuk, jadi diganti guru fiqih dan bahasa arab.

Saat itu, giliranku baca quran. Tiap murid membaca satu-satu kedepan ustad.
saat di tengah baca, satu orang teman nyletuk "Put kamukan halangan, kok baca quran sih?". iwas shocked so my teacher did.
he is a man.Jadi berasa makin malu.that was when i 11 years old.


Tiba-tiba sang ustad, menarik quran menjauh dari tanganku tapi masih membiarkan ku membaca, dan menyudahi sampai ahir ayat yang sedang kubaca.kemudian menutupnya setelah aku menyudahi membaca ayat tadi.

I really had know idea what should i do at that time, i just believe what i did is right, i did a good thing, why should i stop?.lagipula tuh ustads beneran pernah ngomong thats fine asal tujuannya belajar.


that was really humiliate me.semua orang merasa i did the wrong thing, really mistake.i didn't even in junior high school, i was a girl, and at that time i feel so damn embarassed i got mens and known by my ustad!
rasanya pingin ku tampar temenku yang nyolot tadi.but all i can did was crying.


sampai esok hari, saat ada lomba dan aku ikut sebagai peserta, i didnt even say anywords to my ustad, i really hate him that time.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar