Anaknya sih pendiam, untuk orang yang baru kenal,dia sopan, nggak banyak macam-macam.
Dari kecil, memang nggak banyak omong, gak kayak perempuan, cerewet.Tapi dia suka "pecicilan",lompat sana lompat sini.Turun tangga nggak pernah jalan, sambil lari, kebayangkan?.
Makin besar, makin berkurang pecicilannya.Tapi duduk di kursi masih suka lompat, apalagi naik tempat tidur.
Makin besar, makin berkurang pecicilannya.Tapi duduk di kursi masih suka lompat, apalagi naik tempat tidur.
Sudah dua kali tinggal kelas, pertama di Surabaya, kelas 3 tidak naik kelas 4.
lalu di pindah ke Malang, naik kelas 4, lalu naik lagi kelas 5.Dikelas 5, tinggal kelas lagi untuk kedua kalinya.Dan..akan tidak naik lagi dikelas lima sekaligus masuk rekor tidak naik ketiga kalinya.Tapi, mungkin Bu guru capek, dan berfikir "Biar jadi urusan guru kelas 6", atau.."kelas 6, pasti lulus, biar danem juga 10, peduli amat, asal nggak jadi pikiran dan tanggung jawabku".
Apapun itu,intinya naik kelas enam karena pertolongan Bu Guru.Ini kenyataan, karena Buguru sendiri bilang dengan Tole.”Kamu sama dengan tidak naik kelas, karena naiknya dibantu”.Mungkin sih maksud Bu Guru agar Tole mau belajar.
Kata Emak,(nenek dari ibunya)awal dia tidak naik kelas di Malang karena suka bolos.Suka banget!.
Berangkat pakai seragam, tapi nggak pernah sampai di sekolah. Main di sungai, main PS di pasar, pergi bersepeda. Ini baru kuketahui saat dia kerumah mbah kung(kakek dari Bapaknya) saat lebaran dan libur sekolah. Kalau dilihat sampai sekarang, bekas bolosnya ke sungai masih jelas kelihatan, dia item banget, dekil malah, sampai mengkilat, nggak hanya kaki, tapi juga dahi. Sepupunya malah memanggil dia “Si nggilap” (mengkilat).
Lalu, kedua kalinya,saat dia kelas enam. Kali ini lebih terang-terangan!, karena bolosnya dirumah.Ngak pura-pura pergi sekolah dulu.Bangun pagi, mandi, makan, habis makan....nonton tv.Biar Emaknya tahu juga, biar dipukul juga, biar dimaki, biar di tendang,pokoknya biarin!, dia nggak peduli.Bekas cubitan ibunya suka keliatan, susah hilang malah, karena setiap ibunya pulang kerja dan menelpon ibu guru dilapori bahwa tole nggak masuk, mendaratlah cubitan disekujur tubuhnya.Ibunya suka lupa, Tole sudah makin besar.Tapi Tole nggak pernah melawan. Tole benar-benar nggak peduli, biar habis badannya oleh pukulan dan cubitan, esok harinya dia puas tidur dan nonton tv.
Kalau adiknya di tanya:
"Mas, main PS pagi apa siang?",
Adik :”Ya pagi, siang, subuh, malam, pokok e main PS terusss!".
Saat temennya ditanya Bu Guru
Kalau adiknya di tanya:
"Mas, main PS pagi apa siang?",
Adik :”Ya pagi, siang, subuh, malam, pokok e main PS terusss!".
Saat temennya ditanya Bu Guru
"Kalian gak jemput dia ya?”.
Temennya jawab "Jemput Bu, tapi masak tiap hari, kesel Bu!".
Guru : “Di panggil-panggil nggak kalau lewat depan rumahnya, diajak masuk sekolah nggak?”.
Teman :"Dipanggil bu, tapi dia tuh nonton TV terusss!”.
Bu Guru"Yo dipaksa, diseret, di gendong biar sekolah!”
Teman-temannya jawab:"Wah ya tambah kesel Bu!".
Temennya jawab "Jemput Bu, tapi masak tiap hari, kesel Bu!".
Guru : “Di panggil-panggil nggak kalau lewat depan rumahnya, diajak masuk sekolah nggak?”.
Teman :"Dipanggil bu, tapi dia tuh nonton TV terusss!”.
Bu Guru"Yo dipaksa, diseret, di gendong biar sekolah!”
Teman-temannya jawab:"Wah ya tambah kesel Bu!".
Adiknya di tanya lagi:
"TVnya di rusak aja ya, biar mas nggak nonton TV, masa tiap hari nonton TV?
Adik :"TV rusak di rumah Emak saja dilihat!,di rumah, biar di rusak juga pasti dilihat!”.
Stress!, nggak tahu musti ngapain.
Emaknya malah nanya ke aku, “ Kalau kata Gurunya, sudah belikan PS saja Mbah, biar main dirumah, tapi sekolah.Tapi Ibunya nggak setuju, mana mungkin sekolah, yang ada PS-an terus. Lha menurutmu, diapain ya biar sekolah?”.
Dalam hati, mana aku tahu mbah, di bilangin nggak naik saja waktu itu sudah stress, sekarang malah di bilangin nggak pernah mau masuk sekolah.Bapaknya malah hampir tiap hari menelpon, minta saran, bantuan, dukungan, segalanya, biar anaknya masuk sekolah.Soal ranking dan nilai benar-benar nggak penting lagi yang penting masuk sekolah.Gila.
Ibunya bekerja di pabrik rokok di Malang. Berangkat pagi pulang menjelang magrib.
Bapaknya kerja di Surabaya dan pindah ke Sumatra tiga tahun ini.
Kurang perhatian?.Tunggu dulu..pertama kali tinggal kelas, dia malah selalu dengan ibunya. Bapaknya sering juga di rumah.Bapaknya dulu pekerja proyek, jadi kalau bapaknya nggak ada kerjaan , ya tinggal di rumah, sering nganggur.Ibunya,waktu itu ibu rumah tangga.Saat dia masih TK memang jualan sayur dorong, tapi pulang siang berangkat jam 5.30 pagi.Saat anak ketiga, adik Tole kedua lahir Ibunya sudah nggak pernah jualan. Tapi rasanya benar...perhatianlah kuncinya.Kurang diperhatikan, barangkali juga karena dia dulu sibuk di suruh menjaga dua adiknya.kalau Ibunya mengaji atau arisan, bapaknya kerja, adiknya yang besar yang dibawa, yang kecil disuruh jaga Tole.Sekarang sih adiknya kelas dua sekolah dasar dan satu lagi duduk di taman kanak-kanak. Sudah nggak perlu dijagain.Mereka sama suka mainnya dengan Tole.
Kurang perhatian?.Tunggu dulu..pertama kali tinggal kelas, dia malah selalu dengan ibunya. Bapaknya sering juga di rumah.Bapaknya dulu pekerja proyek, jadi kalau bapaknya nggak ada kerjaan , ya tinggal di rumah, sering nganggur.Ibunya,waktu itu ibu rumah tangga.Saat dia masih TK memang jualan sayur dorong, tapi pulang siang berangkat jam 5.30 pagi.Saat anak ketiga, adik Tole kedua lahir Ibunya sudah nggak pernah jualan. Tapi rasanya benar...perhatianlah kuncinya.Kurang diperhatikan, barangkali juga karena dia dulu sibuk di suruh menjaga dua adiknya.kalau Ibunya mengaji atau arisan, bapaknya kerja, adiknya yang besar yang dibawa, yang kecil disuruh jaga Tole.Sekarang sih adiknya kelas dua sekolah dasar dan satu lagi duduk di taman kanak-kanak. Sudah nggak perlu dijagain.Mereka sama suka mainnya dengan Tole.
Ahhh.., entahlah.Saat stress, aku bahkan telpon beberapa temen jika mereka punya kenalan atau tahu “orang pinter" yang bisa doain ponakanku biar sekolah!.Tapi takut juga, kalo dia cuma ingat ke sekolah, tapi diem aja kayak orang bego, gimana?. (Ibu ku pernah cerita, anak temennya ada yang nakal, suka gak pulang-pulang, main terus, lalu di bawa ke orang pinter,terus anaknya bisa berubah.Anaknya jadi suka di rumah, tapi suka diem nggak ngapa-ngapain, kayak orang bego, linglung). Takut juga dosa, ragu, boleh nggak.kalau Tuhan nggak merestui, rasanya Tole bukannya sekolah malah makin nggak jelas,bisa jadi Argobel(arek golek beling=anak cari kaca, nih istilah untuk anak jalanan, tukang cari barang loakan, tapi nyarinya kasar, maksa bahkan mencuri).
Berdoa..
kepala pusing.Berdoa teruss. Pusing.
Ibu ku juga lebih pusing, tapi tetep berdoa dan terus berdoa sehari lebih lima kali.Nggak ngapa-ngapain juga berdoa rasanya.lebih kenceng dari aku, tantenya,bahkan pagi buta(tahajut namanya).
Berdoa..
Berdoa..
Belum ke orang pintar..
Berdoa lagi
Masih pusing
Berdoa ..
Besok ada rencana ke orang pintar!
Berdoa ..
Besok ada rencana ke orang pintar!
( di beritahu tetangga yang minta pisah dengan suaminya yang beda usia 30 tahun)
Berdoa
Berdoa
Berdoa
Berdoa
Masih berdoa..
Sampai suatu hari, ponakanku berangkat dari tempatku. Kuantar sekalian kesekolah, naik angkot oper dua kali.Biar tu anak bener-bener masuk sekolah, masuk ke kelas, dan duduk di bangkunya.
Saat masuk gerbang sekolah, rasanya seluruh sekolah pada heboh.
"Wah masih ingat sekolah..gak lupa ya?”.
"Ngapain sekolah, wes bolos aja!" .
"Wah sekolah!, kupikir tutup buku buka terop (tenda, istilah untuk gak sekolah lalu merit)”!.
“ Wah siapa mu itu?",(yang ini penting nggak?!)
Kemudian, aku tungguin dia sampai bel istirahat berbunyi, karena takut tiba-tiba dia pulang dan nonton TV!.Saat nungguin Tole, malu juga.Salah seorang ibu yang nungguin anaknya masih duduk kelas satu. Mungkin aneh, karena nggak pernah liat aku, nanya”nungguin kelas berapa?”.”kelas enam bu”.tentu saja pandangannya naeh, wong kelas enam kok di tungguin , gila kali ni orang.langsung aja kutambahi, “Suka bolos bu anaknya..”.anak bolos sekolah bener-bener nguras tenaga, waktu, pikiran, biaya, dan jadi pandai olah kata.
Saat istirahat Tole ku hampiri..
"Mana portofolio mu Le, katanya di bagi?”(bagi yang angkatan lama,portofolio itu rapot semesteran, sekarang istilahnya sudah ganti ).
Sampai suatu hari, ponakanku berangkat dari tempatku. Kuantar sekalian kesekolah, naik angkot oper dua kali.Biar tu anak bener-bener masuk sekolah, masuk ke kelas, dan duduk di bangkunya.
Saat masuk gerbang sekolah, rasanya seluruh sekolah pada heboh.
"Wah masih ingat sekolah..gak lupa ya?”.
"Ngapain sekolah, wes bolos aja!" .
"Wah sekolah!, kupikir tutup buku buka terop (tenda, istilah untuk gak sekolah lalu merit)”!.
“ Wah siapa mu itu?",(yang ini penting nggak?!)
Kemudian, aku tungguin dia sampai bel istirahat berbunyi, karena takut tiba-tiba dia pulang dan nonton TV!.Saat nungguin Tole, malu juga.Salah seorang ibu yang nungguin anaknya masih duduk kelas satu. Mungkin aneh, karena nggak pernah liat aku, nanya”nungguin kelas berapa?”.”kelas enam bu”.tentu saja pandangannya naeh, wong kelas enam kok di tungguin , gila kali ni orang.langsung aja kutambahi, “Suka bolos bu anaknya..”.anak bolos sekolah bener-bener nguras tenaga, waktu, pikiran, biaya, dan jadi pandai olah kata.
Saat istirahat Tole ku hampiri..
"Mana portofolio mu Le, katanya di bagi?”(bagi yang angkatan lama,portofolio itu rapot semesteran, sekarang istilahnya sudah ganti ).
Dia kasih map plastik, banyak banget kertas-kertas di dalamnya.
kulihat rapotnya, nilainya nggak merah-merah amat,tapi keterangan di bawahnya:
Ranking 16 dari 16 siswa
No need to shock?no need lah, kalo shock ya aneh, wong sudah gak masuk mingguan, mungkin sudah bulanan malah.Nggak pernah ngerjain PR dan tugas, mau diisi apa portofolionya?.Saat ujian Tole masuk, hanya empat hari.
Kubilang sama dia"Jangan Pulang ya Le,sekolah sampai pelajaran habis. Aku pulang dulu, besok aku kesini lagi, liat kamu sekolah nggak".
kulihat rapotnya, nilainya nggak merah-merah amat,tapi keterangan di bawahnya:
Ranking 16 dari 16 siswa
No need to shock?no need lah, kalo shock ya aneh, wong sudah gak masuk mingguan, mungkin sudah bulanan malah.Nggak pernah ngerjain PR dan tugas, mau diisi apa portofolionya?.Saat ujian Tole masuk, hanya empat hari.
Kubilang sama dia"Jangan Pulang ya Le,sekolah sampai pelajaran habis. Aku pulang dulu, besok aku kesini lagi, liat kamu sekolah nggak".
Nggak ada jawaban , hanya matanya memandang nggak jelas.
1 detik berlalu, 2 detik, 3 detik, 4, 5,6 detik...
"Mbak...”
"Ya”
“Aku pulang bareng samean ya?”
kaget.
1 detik berlalu, 2 detik, 3 detik, 4, 5,6 detik...
"Mbak...”
"Ya”
“Aku pulang bareng samean ya?”
kaget.
"Lha pulang ke mana?”
"Pulang ke rumah mbak, Mbah kung”.
“Aku kan jadi nungguin kamu sampai siang?” (kan ada rencana ke orang pintar siang ini).
Maksudnya berangkat dan pulang sekolah dari rumah kakek dari ayahnya.
Pikiranku jadi banyak, uang sakunya, bajunya,berangkatnya, nanti malah bolos apa nggak karena jaraknya makin jauh, gimana ngomong sama orang tua dan Emaknya.
“Kamu bilang dulu sama ibu bapakmu.Nanti sore biar mereka telpon aku ya”.
Hari itu juga,sore hari jam 4.Saat aku duduk-duduk di depan rumah bersama mbah kong,Tole berjalan kearah kami.Seperti biasa seakan tidak ada apa-apa.Saat tiba di depan rumah,langsung bilang PRnya banyak!, matematika, PPKN, dan Bahasa Indonesia.
Hari itu juga,sore hari jam 4.Saat aku duduk-duduk di depan rumah bersama mbah kong,Tole berjalan kearah kami.Seperti biasa seakan tidak ada apa-apa.Saat tiba di depan rumah,langsung bilang PRnya banyak!, matematika, PPKN, dan Bahasa Indonesia.
“Lho kok sudah datang, Bapak-Ibumu belum tahu, kamu bilang sapa le?”, “Emak”, pendek, singkat, mau nanya lagi jadi takut salah.
Dari saat itu dia sekolah terus. Awal-awalnya di jemput, takut bolos lagi, lama-lama beneran nggak bolos dan nggak usah di jemput lagi. Biar naik kendaraan umum kalau pergi dan sekolah oper dua kali.Pulang sekolah dia juga cerita apa pelajaran di sekolah, ngapain, dan bagaimana temen-temanya juga di ceritain.
Tuhan memang maha tahu dan berkuasa.Tuhan juga nggak seribet pikiran apalagi sangkaan manusia.Tuhan lebih baik di datangi tanpa perantara, karena manusia yang butuh.Tapi kayak orang mau nembak seseorang, kadang sering butuh perantara, nggak PD, nggak yakin, minta dibantu dan diyakinkan, meski mungkin peluang bagi mereka juga nggak tahu berapa.
“Gak perlu ke orang pinter, Langsung ke Gua sudah bisa, Goblok!". (kalau aku bisa denger Tuhan , malu juga sih digituin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar