Sabtu, 05 Februari 2011

My first laptop (Lord,i need the secuels!..)

   
Dari dulu suka penasaran, gimana rasanya punya laptop .

Awal banget sebelum kenal namanya laptop, komputer dong. Ini pun juga nggak tahu rasanya, karena bermimpi untuk punya juga nggak berani.Keluarga bukan turunan orang sekolahan yang rajin pergi sekolah dan punya duit yang gampang dapatnya untuk beli alat-alat sekolah.Bermimpipun nggak berani muluk-muluk, karena komputer termasuk hal yang sangat muluk.
Pertama pegang komputer saat SMP.Kelas satu.Waktu itu program DOS dan WS.Masih ingat omongan Pak Guru yang ngajar,. “Äda yang tau cara nyalain komputer?", beberapa anak angkat tangan. Waktu itu ku pikir "Wah, gila ni anak, keren banget, tahu nyalain komputer!, pasti kaya".
Yah ternyata cuma di dorong aja tombolnya.Namun sampai sekarang masih suka takut utak-atik komputer, barang mahal, kalau rusak sapa mau ganti.
Inilah perasaan orang miskin; miskin uang, miskin nyali, jadi takut nyoba, takut salah, takut rusak.Ngak maju-maju.

Saat kuliah, masih nggak punya komputer, kalau ada tugas, kebanyakan kelompok, teman yang ngerjain bagian mengetik, aku nyumbang di bagian presentasi .Waktu harus kepaksa mengetik sendiri, baru aku bingung,untung ada Zainul, classmete aku. Lupa tugas apa,dia bilang"Ngetik gampang banget putri, kalo kamu nggak ngerti tinggal tanya mas rentalnya, pasti di kasih tahu”.
Dari situ aku mulai berpikir untuk lebih berani, rusakpun , Mas rental pasti tahu cara benerinnya.Kalo mau ngeprint Mas rental juga bantuin edit.

Saat akan ngerjain tugas akhir, baru aku kepikiran punya my own computer.Disamping murah, malampun masih bisa ngerjain (gaya banget) dan kalau lapar atau pingin boker nggak usah ijin dan bingung soal tarif rental yang terus jalan kaya argo taxi,beside i can learn  and practice about computer too, nggak ngandelin Mas rental terus.
Waktu itu semester 6 , aku ada HP, kupikir bisa kujual dan  nambahin sedikit buat beli komputer. Dari pameran komputer, aku dapat referensi, harganya murah nggak sampai 3juta.Waktu itu kupikir yang penting bisa buat ngetik dan bikin skripsi, kemudian hari baru kusadari, soal komputer mending beli mahal,soalnya akan berat di ongkos membiayai dan upgrade, dan benar komputerku makan banyak biaya dan tetap mati jadi barang rongsokan.Dia murah karena softwearnya dan procesornya gak lazim,alias jarang dipakai, jadi kalo rusak orang jarang punya kopiannya.Plus, klinik komputer juga jarang jual “barang langka”.Payah.
Saat punya komputer pertama di rumah, rasanya aneh, seneng  campur takut plus bingung. Bukannya skripsi cepat dikerjakan, malah konsepnya juga nggak ada and I really have know idea what should i do with my computer that time.Kalo mau tidur, aku suka liatin tu monitor, ni mau diapain ya komputer.

Mau nggak mau aku pikir, i have to do my thesis ontime and right away.Begitu dimulai, tuh komputer jalan aja dan biasa aja rasanya. But that's it. hanya dipakai ngetik, ngegame juga nggak sering, karena gamenya juga biasa  aja, maklum specnya juga stdbanget.

Semua isi lagu aku minta dari teman, plus minta belajar cara ngopi dan paste. Kalo ada apa-apa suka nelpon adik kelas, "Gimana ni, nggak bisa buat ngeprint", "Kenapa tiba-tiba nggak ada kursornya", dan segala pertanyaan nggak penting.Aku yakin tuh adik kelas bete dan males banget.Punya kakak kelas kok ya oon-nya unbelieavable.

Suatu saat, ada temen main, belajar, dan bikin skripsi bareng.Ngobrol-ngobrol dan akhirnya dia tahu. “Jadi kamu nggak tahu cara mengatur, bikin folder, ngopi?"aneh banget nada suaranya” Ya"pendek aja ku jawab.gimana lagi.
Kayak ngajarin anak kecil, dia kasih tahu apa manfaat stavolt.Dia bilang”Komputer lu berapa volt?”, “nggak tau, 350 kali”, “Nah, misalkan kulkas 50, TV 50, plus komputer 350,lampu-lampu, hasilnya bisa nyampe kapasitas voltase rumah.Berapa volt rumah mu?”.”450”. matanya melotot “Ha! Dikit amat, jangan dikit-dikitlah, masak 450”.Hi ni anak di bilangin nggak percaya, mangkanya setelah jam 5.30 sore udah nggak mampu lagi komputerku hidup.
Waktu ngerjain skripsi kayak gawe di PT, pagi sampai sore.Obrolan jadi nggak perlu dilanjutkan.

Saat mulai tren laptop, waktu itu, orang yang pakai laptop nggak jamur kayak sekarang,karena masih langka dan mahal selain itu warung ber-wifi nggak banyak kayak sekarang.Bentuk laptop juga masih banyak yang setebal DVD player atau kamus Inggris Indonesia.

Waktu kerja di perusahaan, saat itulah aku lihat laptop yang lumayan agak tipis, punya para manajer.Bermerk dell.Suatu ketika,si bos mau pulang, dia nitip sesuatu, rupanya dia download dan it takes time.Waktu itu jam 8 lebih, saat dia lewat di depan aku dan mau pamit dia bilang"Putri san, tolong ya, nanti kalau mau pulang tolong dicek, kalau sudah selesai download, matikan saja, kalau belum, nggak papalah, tutup saja laptopnya, saya pulang dulu ya”.Untungnya saat aku mau pulang, tuh donloatan belum kelar juga, jadi aku nggak perlu matiin,karena memang nggak tahu gimana matiinnya.Hah!.

Satu kali juga pernah, ada email ke bos, dia manggil"Putri san, sini", dia nanya sesuatu tentang sistem dan mau aku mempraktekkannya.Aku bilang"Nggaklah kamu kerjain sendiri, biar bisa!"padahal aku juga nggak berani pegang tu laptop, kan nggak pernah.alamak!, kalopun terpaksa, sebetulnya bisa sih, kan ada mousenya, its easier for me, tapi tetep aja, nggak pd.Kalo rusak mahal ongkosnya.(Eh, dia kana bos, lagian rusak kan dibayarin perusahaan).katrok banget kalo ingat.

Anyway time goes bye, Keinginan buat beli laptop gede. Thanks God ada program perusahaan baru aku, karywan di subsidi beli komputer atao laptop 3,75juta. wow!.so i bought my first laptop.Rasanya setelah punya laptop biasa aja,what better now is, iam encouraging to do more with my laptop.it's have to be different than my first computer.Ni laptop harus produktif and i have to put more effort on it, for what?nulis, like iam doing right now.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar